1.
Profesi dan sertifikasi dalam
manajemen proyek
Profesi adalah suatu kejuruan yang memerlukan pendidikan dan
latihan serta melibatkan kecakapan intelektual. Banyak profesi di masyarakat
yang telah diakui secara formal, seperti akuntan, ekonom, dokter, pengacara,
insinyur dan lain-lain. Sifat pelayanan profesi bervariasi contohnya: seorang
dokter atau pengacara mempunyai kontak langsung dengan pelanggan, sedangkan
seorang insinyur dan ekonom umumnya digaji oleh badan atau perusahaan tempat
mereka bekerja. Langkah penting untuk mendapatkan pengakuan masyarakat atas
profesi adalah memiliki “licensi” oleh otorisasi atau badan resmi yang dibentuk
untuk maksud tersebut. Maksud dengan adanya licensi ini memberi tanda bahwa
pemegangnya telah kompeten dalam bidangnya.
Sertifikasi umumnya dikeluarkan dan diadministrasikan oleh perkumpulan profesi yang bersangkutan atau badan pemerintah yang berwenang, setelah memenuhi bermacam persyaratan seperti pendidikan, pengalaman dan ujian.
Sertifikasi umumnya dikeluarkan dan diadministrasikan oleh perkumpulan profesi yang bersangkutan atau badan pemerintah yang berwenang, setelah memenuhi bermacam persyaratan seperti pendidikan, pengalaman dan ujian.
Atribute suatu Profesi :
Disiplin ilmu manajemen proyek adalah ilmu manajemen, yaitu pengetahuan untuk mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini kegiatan tersebut bersifat spesifik, yaitu berbentuk proyek, atau lebih luas lagi, mengelola dinamika perubahan (management of change). Sebagai ilmu manajenen, profesi MP berkaitan erat dengan fungsi merencakanan, memimpin, mengorganisasi, dan mengendalikan berbagai kegiatan proyek yang sering kali sarat dengan kandungan disiplin ilmu aksitetur, engginering, akutansi, keuangan dan lain-lain. Jadi perbedaan antara profesi MP dengan profesi-profesi tersebut diatas terletak pada konteks penyelenggaraan proyek.
Profesi managemen proyek juga harus memiliki berbagai attribute, seperti body of knowledge, kode itik, standart of entry, serta organisasi yang mendukung.
a. Body of
Knowledge
Body of knowledge (BOK) adalah attribute yang berkaitan dengan konsep dan prinsip unik profesi yang bersangkutan. Ini kemudian didokumenentir, dikodefikasikan, dan distandarisasi sehingga dapat dipelajari dan diakarkan dilembaga pendidikan formal, kemudian dipakai sebagai pegangan dalam praktek dilapangan.
Body of knowledge (BOK) adalah attribute yang berkaitan dengan konsep dan prinsip unik profesi yang bersangkutan. Ini kemudian didokumenentir, dikodefikasikan, dan distandarisasi sehingga dapat dipelajari dan diakarkan dilembaga pendidikan formal, kemudian dipakai sebagai pegangan dalam praktek dilapangan.
b. Kode etik
Atribute ini umumnya dimiliki oleh setiap macam profesi, untuk dipakai sebagai pegangan/petunjuk yang berkaitan denga tingkah laku yang benar bagi profesi yang bersangkutan.
c. Standard of Entry
Atribut ini menetapkan standar minimum bagi mereka yang dapat diakui sebagai pemegang/pemilik profesi yang bersangkutan. Standar tersebut memberi batasan tentang pendidikan formal, pelatihan dan ujian (testing) sebelum dapat diberikan sertifikasi sebagai pengakuan formal atas pengusaha ilmu dari profesi yang bersangkutan
Atribut ini menetapkan standar minimum bagi mereka yang dapat diakui sebagai pemegang/pemilik profesi yang bersangkutan. Standar tersebut memberi batasan tentang pendidikan formal, pelatihan dan ujian (testing) sebelum dapat diberikan sertifikasi sebagai pengakuan formal atas pengusaha ilmu dari profesi yang bersangkutan
d.
Organisai yang mendukung
Bagi pembentukan profesi baru
diperlakukan suatau badan atau organisasi yang mendukung (sanctioning
orhanization). Badan ini memberikan pimpinan, merumuskan standar,
sertifikasi
Keahlian Manajemen Proyek
Sertifikasi keahlian
manajemen proyek dilaksanakan oleh berbagai bebagai organisasi profesi nasional
maupun global. Di Indonesia, sertifikasi keahlian manajemen proyek dilaksanakan
oleh Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI). Di Amerika Serikat, dan
berlangsung secara global, diselenggarakan oleh Project
Management Institute (PMI),
di Australia ada AIPM, di Inggris ada IPM, serta organisasi profesi di berbagai
negara.
Sertifikasi
yang diselenggarakan oleh Project Management Institute (PMI) dinamakan Project
Management Professional (PMP) Certification, didasarkan pada standar proses
pengelolaan proyek, sesuai dengan Project Management Body of Knowledge (PMBOK®)
yang dipublikasikan oleh PMI. Dari catatan diketahui bahwa sejak tahun 1984
sertifikasi PMP merupakan sertifikasi yang paling banyak diikuti secara global
dibanding dengan sertifikasi yang lainnya.
Sertifikat PMP merupakan sertifikat yang telah diakui secara global, pemegangnya didorong untuk tetap aktif dalam kegiatan manajemen proyek dengan memenuhi beberapa ketentuan sesuai PMI’s Continuing Certification Requirements (CCRs). Dengan sistem ini hanya mereka yang masih aktif sertifikatnya yang boleh menyatakan dirinya sebagai Project Management Professional (PMP).
Sertifikat PMP merupakan sertifikat yang telah diakui secara global, pemegangnya didorong untuk tetap aktif dalam kegiatan manajemen proyek dengan memenuhi beberapa ketentuan sesuai PMI’s Continuing Certification Requirements (CCRs). Dengan sistem ini hanya mereka yang masih aktif sertifikatnya yang boleh menyatakan dirinya sebagai Project Management Professional (PMP).
2.
Hal
yang berpengaruh dalam membantu dan memperburuk proyek
·
Proyek
lebih mungkin untuk berhasil ketika manajer proyek mempengaruhi orang
menggunakan : Keahlian dan tantangan pekerjaan.
·
Proyek
lebih mungkin untuk gagal ketika manajer proyek terlalu bergantung pada :
Kewenangan,Uang, dan Hukuman.
3.
Proses Project Communications
Management
Langkah
berikutnya adalah merencanakan manajemen komunikasi proyek. Manajemen
komunikasi proyek dibutuhkan untuk menyosialisasikan kebijakan-kebijakan
proyek, hasil-hasil kerja proyek, dan mengkomunikasikan rencana berikutnya.
Berikut ini langkah-langkah praktisnya :
1.
Buat
web untuk komunikasi proyek (buat sederhana saja, pake blog wordpress)
2.
Buat
template-template yang diperlukan untuk komunikasi proyek, misalnya : template berita
acara rapat, template untuk undangan, template untuk progress report, dll.
3.
Buat
rencana komunikasi, misalnya : cara melakukan rapat, cara melaporkan
perkembangan proyek, dll.
4.
Melaksanakan
rencana komunikasi sesuai dengan yang direncanakan.
5.
Mengendalikan
dan mengevaluasi pelaksanaan komunikasi proyek.
4.
Sumber
resiko dalam proyek TI
Resiko
merupakan Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan
perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik,
pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen
puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.
puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.
Pelaksannan
pengelolaan resiko tetap merupakan tanggung jawab dari tim kerja atau petugas
yang melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,oleh karena itu suatu manajemen
informasi wajib memastikan pemantauan yang memadai dan pealporan mengenai
aktivitas terkait informasi dan resikonya
Jenis resiko :
- teknologi : pengiriman perangkat yang terlambat, banyaknya report tentang error.
- SDM : moral yang rendah, situasi tim, kekosongan pekerjaan.
- Organisasi : situasi system organisasi.
Jenis resiko :
- teknologi : pengiriman perangkat yang terlambat, banyaknya report tentang error.
- SDM : moral yang rendah, situasi tim, kekosongan pekerjaan.
- Organisasi : situasi system organisasi.
Data
statistik memperlihatkan bahwa lebih banyak proyek-proyek sistem informasi yang
menemui kegagalan daripada yang dipandang berhasil. Setidak-tidaknya ada 5
(lima) tipe kegagalan yang mendominasi kasus-kasus pelaksanaan proyek, yaitu:
• Gagal dalam mencapai target yang diinginkan karena kesulitan dalam tahap implementasi;
• Kebutuhan akan biaya implementasi yang jauh lebih besar daripada yang telah dianggarkan dan dialokasikan sebelumnya;
• Waktu implementasi yang jauh lebih lama daripada yang direncanakan dan diperkirakan;
• Kinerja sistem yang secara teknis jauh daripada yang diharapkan; dan
• Sistem yang tidak kompatibel dengan pilihan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada.
• Gagal dalam mencapai target yang diinginkan karena kesulitan dalam tahap implementasi;
• Kebutuhan akan biaya implementasi yang jauh lebih besar daripada yang telah dianggarkan dan dialokasikan sebelumnya;
• Waktu implementasi yang jauh lebih lama daripada yang direncanakan dan diperkirakan;
• Kinerja sistem yang secara teknis jauh daripada yang diharapkan; dan
• Sistem yang tidak kompatibel dengan pilihan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada.
5. Rangkuman
Materi 12 kelompok
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian),
untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek.
Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan – pengelolaan lingkup
kerja, biaya ,waktu, dan mutu. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar
merupakan kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek.
Konteks manajemen proyek TI yaitu mengendalikan tiga aspek dari proyek TI
yakni produk yang dihasilkan, waktu, dan biaya. Produk yang dihasilkan proyek
TI dipatok mempunyai fitur sesuai rancangan, memenuhi batasan performance yang
telah ditetapkan dan mudah pemeliharaannya. “Proyek harus diselesaikan dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan dengan tingkat keberhasilan yang dapat
ditolerir dan menghabiskan biaya sesuai dengan anggaran.
manajemen
proyek terdapat 5 grup proses :
1. Inisisasi
yaitu dilakukannya pendefinisian proyek
2. Perencanaan
Proyek yaitu mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan
aktivitas aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek itu
sendiri dan sesuai batasan yang telah disepakati.
3. Eksekusi
yaitu mengintegrasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan proyek, dengan melaksanakan apa yang sudah direncanakan.
4. Kontrol
: mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi
adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
5. Akhir
melakukan formalisasi hasil proyek berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari
proyek.
Hubungan antara Grup proses dan area Knowledge
Knowledge berperan penting dalam sebuah manajemen
proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup
proses adalah suatu rencana demi kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai
proyek dan tugas knowledge ialah memonitor segala hal dari berbagai
aspek yang terjadi didalam grup proses
Manajemen
Integrasi Proyek mencakup proses-proses yang diperlukan
untuk memastikan bahwa berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan benar.
Ini meliputi membuat pilihan antara tujuan dan alternatif untuk
memenuhi atau melampaui kebutuhan dan harapan stakeholder. Sementara semua
proses manajemen proyek yang integratif sampai batas tertentu, proses yang
dijelaskan dalam bab ini merupakan integratif yang utama
1. Pembangunan Rencana
Proyek - mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua rencana proyek agar
konsisten, dokumen yang jelas.
2. Pelaksanaan
Rencana Proyek - melaksanakan rencana proyek dengan melakukan kegiatan
yang termasuk didalamnya.
3. Control
Perubahan Terintegrasi - mengkoordinasikan perubahan di seluruh proyek.
Ruang
lingkup manajemen.
1. Lingkungan
Luar (Eksternal) terdiri dari :
·
Lingkungan Umum, meliputi ekonomi,
politik, hukum, sosio cultural (budaya), teknologi, dimensi internasional (seperti globalisasi dan paham
ekonomi), dan kondisi lingkungan alam.
·
Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi
pemilik (stockholder), customer, klien, pemasok (suplier), pesaing, suplai
tenaga kerja, badan pemerintah, lembaga keuangan, media, dan serikat pekerja.
b. Lingkungan Dalam
(Internal) terdiri dari :
• Manusia (specialized dan manajerial personal).
• Financial (sumber, alokasi, dan contol dana).
• Fisik (gedung, kantor, dll).
• Sistem dan Teknologi.
• Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.
• Manusia (specialized dan manajerial personal).
• Financial (sumber, alokasi, dan contol dana).
• Fisik (gedung, kantor, dll).
• Sistem dan Teknologi.
• Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.
Manajemen
waktu
adalah kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya (yang terbatas)
untuk mencapai tujuan yang kita kehendaki. Untuk dapat memanajemen waktu yang
tepat, kita harus cermat dalam mengatur porsi baik untuk beribadah (untuk
Tuhan), untuk diri sendiri, untuk bekerja, bahkan untuk kegiatan sosial yang
lain.
Untuk mengatur waktu kita dapat menggunakan cara – cara berikut :
Untuk mengatur waktu kita dapat menggunakan cara – cara berikut :
1. Buatlah
rencana harian .
2. Diawali
dengan menentukan prioritas a. Penting mendesak b. Penting tidak mendesak
c. Mendesak tidak penting d. Tidak penting, tidak mendesak
3. Batasi
waktu setiap pekerjaan
4. Gunakan
kalender dan tulislah semua pekerjaan .
5. Deadline.
6. Belajar
berkata tidak.
7. Tentukan
target lebih awal.
8. Atur
reminder sebelumnya .
9. Fokus
.
Manajemen
Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan
informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang
penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional
mengenai pengadaan dan penggunaan suber-sumber yang diperlukan oleh organisasi.
Sistem manajemen biaya terdiri atas semua alat-alat, teknik-teknik, dan
metode-metode yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem manajemen biaya.
Sistem manajemen biaya terintegrasi menunjukkan adanya saling hubungan dengan
elemen-elemen sistem lainnya yaitu : (1) sistem desain dan pengembangan, (2)
sistem pembelian dan produksi, (3) sistem pelayanan konsumen, dan (4) sistem
pemasaran dan distribusi.
Pengertian
Manajemen Kualitas adalah sekumpulan kegiatan
manajerial seperti merencanakan kualitas, mengorganisasi kualitas,
mengkoordinasi kualitas, mengendalikan dan mengevaluasi kualitas yang dilakukan
oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi untuk meningkatkan
kinerja dalam artian kualitas kerja. Sekumpulan kegiatan baru dapat dikatakan
sebagai manajemen kualitas bila manajemen puncak menjadikan kualitas sebagai
sasaran dalam rencana bisnis dan menjabarkannya dalam sasaran dan rencana
tahunan yang tersosialisasi sampai tingkat pengambil tindakan.
Manajemen
sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah
suatu ilmu atau
cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki
oleh individu secara
efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.[1]MSDM
didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia -
bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.[butuh rujukan] Kajian MSDM
menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi,
dan lain-lain.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain
dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan
hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan
semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber
daya manusianya
Manajemen
komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal)
pertukaran sinyaluntuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah,
berdasarkan makna yangsama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para
komunikator dan kontekssosialnya
Komunikasi efektif adalah :
1. Pemberi dan penerima pesan berpandangan sama.
2. Pemberi dan penerima pesan dapat membuka percakapan selanjutnya.
3. Pemberi dan penerima pesan saling mengerti dan memahami.
4. Suasana saat berkomunikasi hangat dan akrab.
1. Pemberi dan penerima pesan berpandangan sama.
2. Pemberi dan penerima pesan dapat membuka percakapan selanjutnya.
3. Pemberi dan penerima pesan saling mengerti dan memahami.
4. Suasana saat berkomunikasi hangat dan akrab.
Manajemen resiko adalah
suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan
keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena
adanya suatu risiko.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya.
Manajemen
Pengadaan adalah proses –proses yang dilakukan
untuk mendapatkan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan sebuah proyek dari luar
organisasi yang “didukungnya”.
tahapan Manajemen Pengadaan
a)
Perencanaan pembelanjaan dan
pengadaan
Proses
menentukan apa yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan bagaimana proses
pengadaannya. Dalam perencaan ini harus diputuskan apa yang harus diambil dari
luar, tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang harus dilakukan oleh
distributor kelak.
b)
Perencanaan kontrak kerja sama
Proses
menggambarkan kebutuhan produk atau servis yang diperlukan, yang digambarkan
dalam RFP, kriteria evaluasi dan SOW.
c)
Permintaan respon dari distributor
Proses
memperoleh informasi, tanggapan, penawaran atau proposal dari penjual
d)
Memilih Distributor
Proses
memilih suplier yang paling potensial melalui proses analisis suplier potensial
dan negosiasi
e)
Administrasi kontrak kerja sama
Formalisasi
pernyataan kerja sama.
f)
Penutupan Kontrak
Rencana Pengadaan, Alat dan Teknik
Rencana Manajemen Pengadaan
Informasi yang terkandung di dalamnya :
a)
Tuntunan tipe kontrak yang akan
digunakan dalam berbagai situasi.
b)
Template yang akan digunakan untuk
dokumen-dokumen manajeman pengadaan ( mis RFP, SOW,dsb).
c)
Tuntunan untuk membuat struktur WBS bagi
supplier.
d)
Peran dan Tanggung jawab setiap anggota
tim proyek.
e)
Tuntunan untuk menggunakan estimasi
independen yang akan digunakan pada saat mengevaluasi
penjual/distributor.
f)
Saran dalam mengelola multiple
providers.
g)
Proses untuk koordinasi keputusan
pengadaan.
h)
Hambatan dan asumsi berkaitan dengan
pembelanjaan dan perolehan.
i)
Waktu terawal untuk belanja.
j)
Strategi menghambat resiko dalam
pembelanjaan.
k)
Tuntunan untuk mengidentifikasi
prequalified supplier.
l)
Parameter pengadaan untuk menilai
penjual dan pengelolaan kontrak.
Alat dan Teknik Dalam Perencanaan Belanja dan
Pengadaan
a)
Make or Buy Analysis
b)
Expert Judgement
c)
Types of Contract
d)
Procurement Management Plan
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar